Senin, 25 Agustus 2014

Kepergian Seorang Teman

Mentari telah bersinar terik. Sang burung pun hilir mudik berterbangan. Jalan raya padat tak bersela, itulah pemandangan yang selalu kulihat ketika aku berangkat sekolah. Kenalin gue zenita putri azzahra, gue sekolah di SMA HARAPAN BANGSA kelas XI IPA.

Waktu itu gue lagi pelajaran tapi salah satu temen gue gak ada. Dan gue baru sadar kalo dia gak ada pas gue istirahat. Biasanya gue ngobrol sama dia, tapi ini kerasa ganjil dan beda banget. Gue gak tau kenapa dia gak berangkat mungkin dia sakit, atau lagi lomba karena yang gue tau dia itu atlet sepakbola putri.

Besoknya gue berangkat ke sekolah, tapi temen gue yang satu itu belum juga masuk. Dan kabar yang gue denger dia keluar dari sekolah. awalnya gue gak percaya tapi besoknya gue percaya. karena waktu itu, pada jam pelajaran bahasa inggris. gue izin ke kamar mandi sama temen gue namanya bella. gue lihat di depan deket ruang pembayaran ada orang yang gak asing lagi buat gue. Yak dia orang yang selama ini gue cari namanya raquel, dia sama ibunya mau ngurus surat kepindahan. Gue samperin lah dan kita sempet ngobbrol. “raquel, lu kenapa beberapa hari ini gak masuk?. gue kangen banget tau sama lu.” Tanya gue
“iya sorry nit gue mau pindah.”
“loh… loh.. lohh?.. udah dipikir mateng-mateng itu.”
“iya gue juga udah yakin mau pindah”
“ya udah deh terserah lu.” Ucap gue pasrah
“sorry ya.”
“iya gak papa.” Udah gitu gue balik ke kelas sama bella dan gue ngebilangin ke temen deketnya dia dan ke ade sepupunya dia namanya aurel. Mereka pun izin untuk ke kamar mandi dan menemui raquel.

1, 2, 3, 4, 5 menit, mereka balik ke kelas. tapi gak dengan aurel, dia nangis dan dia gak mau masuk kelas kalau raquel gak masuk. Akhirnya guru yang mengajar mengizinkan raquel masuk ke dalam kelas sekalian untuk perpisahan.

Kelas pun hening tak ada suara terdengar hanya isakan tangis memenuhi ruangan dia berbicara di depan kelas “temen-temen gue mau pamit besok gue udah gak bisa bareng kalian lagi gue bakalan pindah sekolah” Kelas pun semakin tak terkendali isakan tangis semakin terdengar apalagi ketika pak guru menyuruh raquel untuk menyalami kita satu per satu. Raquel pun sama dengan gue dan kawan-kawan, dia juga gak bisa ngendaliin air matanya untuk gak turun dari pelupuk matanya.

Setelah raquel pergi semua belum terkendali normal, keadaan masih penuh tangis dan air mata. Terutama aurel dan laura mereka adalah temen deketnya raquel banyak kenangan yang mereka lalui bersama. dari sedih, senang, susah, duka mereka lewati bersama, hingga akhirnya laura meminta izin untuk ke kamar mandi diikuti dengan raisa, renia dan bella.

Di kamar mandi laura menjadi-jadi dia terus menghantam tembok hingga tangannya berdarah. Semua mencoba mengendalikannya dan akhirnya dia berhasil dibawa masuk ke dalam kelas.

Gue sadar, perpisahan mungkin terjadi. tapi janganlah terlalu lama menangis dengan perpisahan. percayalah kita akan bertemu kembali di suatu saat nanti. dan akan tertawa dan tersenyum dalam jangka waktu yang cukup lama.

Cerpen Karangan: Diana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar